- Back to Home »
- Arsip , Berita »
Posted by : Unknown
Jumat, 30 November 2012
Bigfoot

Diberi nama Bigfoot karena belum ada orang yang berhasil melihat wujud aslinya. Sejauh ini, orang-orang hanya bisa menemukan jejak kakinya yang berukuran raksasa.

Binatang ini memiliki kecerdasan di atas kera, namun jauh di bawah manusia. Rakyat di sekitar pegunungan Himalaya sering mendengar auman suaranya. Bigfoot tak ganas, bahkan cenderung pemalu. Wajahnya ramah, seperti halnya kera jinak. Binatang ini cepat-cepat menyingkir jika bertemu manusia. Namun walaupun sebenarnya pemalu,ada saksi yang berkata bahwa dia dilempari batu-batu besar oleh sesosok makhluk raksasa yg tingginya sekitar 2-2,5 m yang diduga Bigfoot.
Dilihat dari anatominya, para ahli menduga Bigfoot merupakan hewan jenis Gigantopithecus. Fosil binatang raksasa mirip manusia ini banyak ditemukan di China. Namun ada pula yang menyatakan Bigfoot merupakan Homoerectus (kera berjalan tegak).
Kembali kepada Bigfoot yang ditemukan di Georgia. Saat ini, para ahli tengah meneliti binatang tersebut. Akan dilakukan tes DNA untuk memastikan, siapakah jati diri makhluk raksasa itu sebenarnya. Apakah dia benar-benar Bigfoot atau hanya gorila yang banyak ditemui di hutan dan kebun binatang.
Lokasi Bigfoot di kandang kini dijaga ketat, tak sembarang orang boleh masuk, apalagi melihat sosok misterius itu. Seorang wartawan melaporkan, binatang itu dimasukkan dalam kandang yang diberi es. Karena sifatnya dirahasiakan, publik khawatir jika penemuan Bigfoot itu hanya sensasi belaka. Mirip berita penemuan bahan bakar air alias ”blue energy” beberapa waktu silam. Jika benar demikian, berarti misteri Bigfoot masih belum terungkap. Para ahli harus terus bekerja keras menyusuri jejak-jejak kaki raksasa untuk mengungkap misteri ini
akan tetapi Seorang dokter hewan di Texas bahwa Bigfoot nyata. benarkah itu mari kita liat di bawah
TIMPSON
- Seorang dokter hewan di Texas, Amerika Serikat (AS), mengklaim bahwa
dirinya bersama dengan rekan-rekannya para peneliti genetik telah
mengkonfirmasi keberadaan makhluk mitos, Bigfoot, melalui proses
sequencing
DNA.
Dr Melba S Ketchum pendiri DNA
Diagnostics Inc di kota Timpson, Texas mengatakan ia dan timnya telah
menghabiskan lima tahun untuk meneliti sebuah sampel rambut, yang diduga
merupakan bagian rambut dari Bigfoot, dan menemukan fakta mengjutkan
yaitu eksistensi spesies hibrida hominin, atau makhluk legendaris yang
biasa disebut "Bigfoot" atau "Sasquatch," di Amerika Utara.DNA.
Dalam rilis yang diposting di situs perusahaan pada Sabtu, pekan lalu, para peneliti mengatakan berdasarkan sekuensing DNA yang dilakukan pihaknya, ditemukan bahwa saudara dekat species manusia itu merupakan pesilangan dari Homo sapiens modern dengan spesies primata yang jenisnya tidak diketahui, sekitar 15 ribu tahun yang lalu.
Ketchum mengatakan timnya telah melakukan proses sekuencing tiga genom nuklir lengkap Sasquatch dan menyimpulkan bahwa species itu merupakan hibrida manusia.
"Proses sequencing genom menunjukkan bahwa Sasquatch mtDNA identik dengan Homo sapiens modern, namun Sasquatch nuDNA adalah sebuah hominin diketahui terkait dengan Homo sapiens dan spesies primata lainnya," ujar Ketchum dalam siaran persnya, dikutip dari Upi.com, Rabu (28/11/2012).
"Data kami menunjukkan bahwa Sasquatch Amerika Utara berasal dari spesies hibrida, dari spesies hominin laki-laki yang tidak diketahui dengan Homo sapiens perempuan," lanjutnya.
Tes genetik yang dilakukan tersebut, juga menyimpulkan bahwa Sasquatch merupakan Homo neanderthalis dan hominin Denisova.
Ketchum, merupakan seorang dokter hewan dengan pengalaman 27 tahun dalam penelitian genetika, termasuk forensik. "Genetik, Sasquatch adalah hibrida manusia," katanya.
"Pemerintah di segala tingkatan harus mengenali mereka sebagai masyarakat adat dan segera melindungi hak mereka sebagai manusia dan konstitusional mereka," tuturnya.